Anjuran yang mengagetkan itu belakangan muncul sebagai pesan berantai lewat SMS. Dinyatakan bahwa minum es selama haid konon bisa menyebabkan darah haid tersisa di dinding rahim, dan sekitar lima sampai sepuluh tahun kemudian dapat menyebabkan terjadinya kista dan kanker rahim. Semudah itukah kista dan kanker terbentuk?
Isu-isu semacam itu memang gampang sekali membangkitkan rasa cemas, terutama pada perempuan, apalagi bagi mereka yang sedang mendambakan hadirnya momongan. Adanya kista atau kanker rahim dapat menyebabkan seorang perempuan sulit hamil.
Kista yang sering dikenal muncul di dalam indung telur atau ovarium adalah kantong berisi cairan yang terbentuk di dekat permukaan indung telur. Indung telur merupakan dua organ kecil di kanan kiri rahim yang bertugas memproduksi sel telur dan hormon perempuan, seperti estrogen.
Kebanyakan kista pada indung telur berbentuk kecil dan jinak, bukan kanker. Namun, jika kista itu membesar dapat menyebabkan nyeri yang menimbulkan masalah. Apalagi jika kista itu sampai terpelintir dan pecah, tentu memerlukan penanganan serius.
Di dalam sebuah indung telur dapat terbentuk satu atau beberapa kista, kecil-kecil maupun besar. Kista yang timbul di indung telur umumnya dari jenis fungsional dan hanya terbentuk selama usia reproduktif.
Mengecil sendiri
Ada empat jenis kista yang utama, yaitu kista fungsional, kista cokelat, kista dermoid, dan kista kelenjar. Yang paling sering dijumpai adalah kasus kista fungsional yang bisa mengecil sendiri bila keseimbangan hormonal diperbaiki.
Faktor hormonal memang berperan dalam terjadinya kista dan tumor jinak di dalam organ reproduksi perempuan. Karena itu, menjaga kadar hormon tetap seimbang dapat mengurangi risiko terbentuknya kista di indung telur maupun tumor di rahim. Dokter pun seringkali meresepkan obat hormonal untuk mengatasi kista, misalnya pil kontrasepsi.
Setiap bulan, terkait proses alami menstruasi, memang normalnya akan tumbuh struktur yang disebut folikel di dalam indung telur. Mereka memproduksi hormon dan melepas telur selama masa subur (ovulasi).
Dalam beberapa kasus, jika proses tersebut tidak berlangsung dengan baik, folikel itu dapat menjadi kista. Namun, hingga saat ini sebetulnya belum dapat dijelaskan seperti apa pastinya kista itu terjadi.
Karena hormon
Sementara itu, kanker sudah diketahui disebabkan oleh perubahan atau mutasi gen. Suhu dingin, seperti es, menurut Prof. DR. Dr. Andrijono, Sp.OG(K), tidak menyebabkan mutasi gen.
“Justru suhu dingin menyebabkan gen stabil. Buktinya orang-orang yang hidup di daerah dingin itu panjang umur dan sedikit yang menderita tumor maupun kanker,” tambah guru besar tetap bidang obstetri dan ginekologi dari FKUI ini.
Kanker rahim, menurutnya, sebagian besar disebabkan oleh faktor hormon, dan hanya sedikit yang karena bukan faktor hormonn atau karena mutasi gen pengatur pembelahan sel. Sementara tumor jinak ditegaskan Prof. Andrijono, belum terungkap apa penyebabnya.
“Sampai saat ini belum ada jurnal atau buku yang menyatakan pengaruh es pada haid,” kata profesor yang sudah banyak menangani kasus kista, miom, dan kanker rahim ini.
Kompres es
Sebuah penelitian menemukan hubungan antara stres dan ketidakseimbangan hormon, sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya kista ovarium dan miom di rahim. Indung telur bertugas memproduksi hormon yang diperlukan untuk ovulasi dan pembuahan. Jika terjadi ketidakseimbangan dapat mengganggu proses ovulasi dan menyebabkan terjadinya kista fungsional di dalam indung telur.
Masa subur merupakan faktor risiko utama bagi perempuan untuk terjadinya kista. Perempuan yang kegemukan juga berisiko tinggi terkena kista atau tumor jinak. Kondisi yang disebut sindroma polikistik ovarium (polycystic ovary syndrome) juga ditandai dengan munculnya kista-kista kecil di dalam indung telur.
Ternyata memang belum ada teori apapun yang mengaitkan kejadian kista dengan konsumsi es. Beberapa literatur justru menyatakan bahwa es dapat membantu mengurangi derita nyeri di area perut akibat kista. Bukan dikonsumsi tentu saja, tapi digunakan sebagai kompres yang diselang-seling dengan kompres air hangat.
Cara alami ini bisa dilakukan dengan mencelupkan handuk ke air yang agak panas lalu diperas dan dikompres ke perut bagian bawah sekitar 20-30 menit. Secara perlahan akan terasa nyeri itu menurun intensitasnya.
Ketika rasa hangat makin menghilang, bisa diganti dengan kompres dingin (air es). Kompres hangat berganti dingin ini sangat membantu meredakan nyeri dan rasa kembung di perut bagian bawah akibat kista.
Diet sehat
Jadi, ketimbang merasa khawatir atas isu-isu tak menentu, lebih baik lakukan sesuatu untuk mencegah kemungkinan datangnya kista, misalnya dengan menghindari stres lewat cara meditasi, olahraga, dll. Meningkatkan sistem imun dengan pola makan sehat berisi buah dan sayuran, bawang, polong, gandum, dll, dan menangkal masuknya racun ke tubuh serta melakukan detoksifikasi juga bisa menjadi cara untuk mencegah kista.
Mengurangi asupan daging merah, gula pasir, makanan olahan atau kemasan, lemak jenuh, kafein, dan meminimalisasi paparan zat kimia juga perlu dilakukan untuk mencegah kista.
Terasa Nyeri
Sebagian besar kista indung telur tidak menunjukkan gejala. Namun, jika terjadi gejala, antara lain berupa:
• Nyeri panggul karena tekanan kista pada indung telur dan struktur di sekitarnya.
• Nyeri hebat karena perdarahan dari kista ke dalam indung telur atau area di sekitarnya. Nyeri bisa datang dan pergi secara teratur. Atau sangat terasa sebelum atau setelah masa menstruasi atau saat berhubungan seksual.
• Haid tidak teratur.
• Tidak nyaman saat berkemih karena iritasi atau tekanan kandung kemih.
• Mual.
• Diare.
• Nyeri perut, muntah, dan demam (sangat jarang terjadi).
Cara Sederhana Melemahkan Kista
Tubuh kita sebetulnya punya kemampuan untuk menyembuhkan diri atau meringankan rasa sakit, termasuk yang timbul sebagai gejala kista. Dibantu makanan dan bahan-bahan alami yang menyehatkan dari alam ini, berbagai kiat ini bisa kita terapkan untuk mengatasi kista.
• Stres bisa ikut menyebabkan terbentuknya kista. Yang perlu dilakukan, rileks, ambil napas panjang berulang-ulang. Lakukan yoga, pilates, atau latihan lain yang membuat kita tenang.
• Makan yang benar. Singkirkan makanan yang berisi banyak estrogen seperti produk susu dap daging. Studi yang dilakukan oleh Institute of Research Pharmacology di Italia selama 10 tahun melaporkan bahwa perempuan yang sering mengonsumsi daging merah dan keju, berisiko tinggi terkena kista, dibandingkan dengan perempuan yang memiliki pola makan seimbang antara lain diet kaya sayuran hijau yang kaya asam folat, seperti asparagus. Dengan mengurangi konsumsi daging merah serta keju, secara perlahan bisa membuat kista itu mengecil dan ada pula yang sampai hilang.
• Perkaya diet dengan buah-buahan, sayuran, air putih, untuk membantu menguras racun tubuh dap menangkal kista. Serat pangan juga membantu meringankan kondisi, termasuk mencegah sembelit, karena sembelit dapat memperparah gejala nyeri karena kista. Konsumsi bawang juga bisa membantu meluluhkan kista.
• Untuk meminimalisasi paparan racun, alangkah baiknya memilih produk organik dari makanan sampai pembersih tubuh.
• Ketidakseimbangan hormonal menjadi salah satu pemicu kista. Lakukan olahraga untuk membantu mengeluarkan hormon endorfin ke dalam aliran darah, sehingga emosi lebih stabil dan hormonal lebih seimbang. Konsumsi vitamin E dan B, misalnya yang terdapat dalam padi-padian utuh (gandum, dll) juga dapat membantu menyeimbangkan kadar hormon di dalam tubuh.
• Kompres hangat. Tempelkan kantong khusus atau botol berisi air panas di perut bagian atas untuk meredakan nyeri akibat kista. Berendam atau mandi air hangat juga akan membantu. Ingat bahwa cara ini hanya mengurangi rasa nyeri, bukan menyembuhkan kistanya.
• Yang paling populer untuk mengatasi kista adalah mengonsumsi pil kontrasepsi. Supaya tidak menimbulkan masalah lain, penggunaan pil KB yang umumnya mengandung hormon (estrogen dan progesteron) ini sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter spesialis kebidanan.
• Obat-obatan golongan nonsteroid, asetaminofen, dll., banyak juga digunakan untuk membantu mengurangi rasa nyeri. Namun, obat-obatan kimia bisa saja menimbulkan efek samping. Karena itu, penggunaannya lebih baik dikonsultasikan dulu ke dokter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar